SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Senin, 08 November 2010

Berbagi....



Persoalan hidup bukanlah sebuah akhir dari perjalanan. Terkadang permasalahan tersebut merupakan manifestasi dari sebuah keberhasilan bila seseorang dapat selalu mengambil hikmah yang terselip didalamnya. Ketika permasalahan tersebut bisa disikapi dengan fikiran yang positif, maka akhirnya pun akan baik dan bisa menularkan karakter positif juga pada oranglain. Ketika syukur selalu ada dalam kondisi suka maupun duka, maka sudah sepantasnyalah kita selalu mendekat pada Allah swt yang telah menganugrahi kepandaian kepada kita untuk selalu bersyukur dan menimba ilmu dari setiap peristiwa yang kita lalui. Dan tentunya, berbagi……..

Betapa resah dan gelisah kerap menghantui diri kita tatkala kesulitan-kesulitan terus merongrong kita. Dari kesulitan ekonomi, komunikasi yang tidak pernah nyambung dengan pasangan kita, masalah anak, masalah tetangga, seakan semua tidak pernah lari menjauhi kita, tapi malah terus mendekat, seakan mengejar dan mengejar kita. Selesai satu masalah tibalah masalah berikutnya, sampai terkadang diri kita berfikir bahwa Allah itu tidak adil, seakan tak ada manusia lain yang bisa diberi kesulitan seperti kita ( ibaratnya berbagi kesulitan ).

Ingat Qur’an surat Al Insyirah ayat 5 dan 6, bahwa disegala kesulitan pasti diiringi kemudahan, sampai diulang 2 kali pada ayat berikutnya. Percayalah, will be come true !! Ayat ke 7 berisi “bila telah selesai mengerjakan satu urusan maka kerjakanlah urusan yang lain”. Analisanya bahwa ketika kita ada masalah, selesaikan dulu satu masalah tersebut. Baru setelahnya selesaikan masalah yang lain. Agar tuntas dan tidak ada beban psikologis yang akan menumpuk difikiran bawah sadar kita, yang akhirnya menjadi sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu meledak setelah berbulan-bulan, bertahun-tahun tersimpan. Seringkali orang justru bersikap mengalah, pasrah, atau bahkan lari dari persoalan hanya untuk menghindari perdebatan atau sekedar mencari damai, padahal hatinya ingin berontak. Hal seperti inilah yang biasanya akan menjadi bumerang bagi dirinya. Karena satu urusan belum selesai, maka sewaktu-waktu Allah akan menemukannya kembali dengan urusan tersebut. 

Contoh mudahnya, masalah ekonomi keluarga. Ekonomi disini setiap keluarga berbeda, tergantung dari jumlah keluarga, kebutuhan hidup, dan faktor-faktor lainnya. Kita rinci masalah ekonomi keluarga kita seperti apa ? apakah penghasilan yang kurang atau apakah kita yang tidak bisa mengatur keuangannya atau apakah kita yang justru terlalu boros dalam memenuhi amunisi keluarga kita. Setelah kita temukan core masalahnya, kita bikin point-point penting, dari A sampai Z. kita merenung dulu. Bila masalahnya kita yang tidak bisa mengatur keuangan. Kita tulis untuk evaluasinya, dari pembenahan karakter pribadi, dari pembelanjaan yang perlu dicatat, dari pemasukan yang harus dirinci, dll.

Sebagai contoh penulisan point-pointnya. Kita tidak pandai mengatur keuangan
Solusi : 

1. siapkan buku untuk pencatatan pemasukan setiap bulan / minggu
2. buat rincian pengeluaran yang terperinci dari hal yang wajib sampai yang mubah disesuaikan pemasukan yang ada (ini imajiner dulu belum pengeluaran yang sebenarnya )
3. baru buat cashflow pengeluaran yang sesungguhnya, yang sebisa mungkin sesuai dengan rincian yang kita buat sebelumnya.
4. bila sudah berada diakhir minggu / bulan selisihkan pemasukan dengan pengeluaran, bila perlu buat jurnal penyesuaiannya
5. jangan lupa juga benahi diri, seperti belajar lebih sabar menahan keinginan, dll
6. tambah ilmu tentang manjemen emosi. Disisi lain Allah akan menambahkan derajat orang yang banyak ilmu kan???. Tidak harus kuliah formal, cukup dengan membaca buku.
7. ciptakan rasa syukur pada segala yang sudah Allah kasih, alhamdulillah kita hanya tidak bisa mengatur keuangan yang sebenarnya lebih, coba kalau kita yang kekurangan??

Mengutip Ust.yusuf mansyur, syukurilah hal lain yang masih bisa kita syukuri, agar hati menjadi tenang. Kalau tenang, fikiran akan jernih dan nikmat pun akan didapat, insyaallah.
Point diatas hanya sebagai contoh dan point nya saya rasa juga kurang lengkap, bisa menambahkan sendiri sesuai kebutuhan. Dan kita juga harus open minded, jujur sama diri kita sendiri, dilihat kelemahan dan kelebihan kita dimana. Dari pengenalan tersebut, point-pointnya bisa kita buat dengan mantap dan terstruktur. So, yang pasti, lain permasalahan lain solusinya. Kalau masalah keuangan kita ada pada penghasilan yang kurang, kita juga harus selipkan point menambah penghasilan, cara-caranya atau gagasan – gagasan sumber penghasilan yang lain darimana. Segala sesuatu yang sudah kita rencanakan tak kan berhasil bila hanya diatas kertas. Begin it, say BISMILLAH and then ACTION !! 

Kembali lagi pada Al Insyirah tadi, Diikuti ayat berikutnya “Dan hanya kepada Nyalah kita mengembalikan semuanya”. Subhanallah, setelah kita berjuang mati-matian dalam kesulitan, kita berjuang untuk mendapatkan solusinya satu persatu, yang terakhir kita disuruh ikhlas, pasrah sama pemilik masalah, yaitu Allah, bukan pada manusia. Betapa indahnya Allah menciptakan kesulitan – kesulitan yang kemudian diikuti positif thinking bahwa akan ada kemudahan mencari solusinya, bahwa akan ada kemudahan yang lain yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Dengan syarat kita YAKIN akan kebesaran Allah, kita YAKIN akan pertolongan Allah dan kita berusaha menemukan kerangka masalah-masalah tersebut yang akan kita bingkai dalam sejarah. Sejarah yang akan kita kenang, bahwa kita pernah ada dalam masalah itu, dan kita bisa menyelesaikannya. Dan kita akan tersenyum menggapai kemenangan tatkala mengingatnya. Pun bila kita ceritakan sejarah itu pada oranglain yang mungkin sedang menghadapi masalah seperti yang kita hadapi dulu, oranglain akan merasa terbantu, kita pun semakin bersyukur bisa membantu oranglain, yang merupakan ladang amal untuk kita. Salah satu hal yang amalnya tidak pernah terputus adalah ilmu yang bermanfaat. 

Subhanallah ternyata tidak hanya guru disekolah-sekolah saja yang bisa berbagi ilmu yang dimilikinya, namun kita sebagai manusia biasa, tanpa jabatan, profesi apapun bisa berbagi ilmu pada sesama berdasar pengalaman hidup kita. Dan itu tidak pernah putus selama ilmu yang kita tularkan terus bersambung sampai pada generasi berikutnya yang mengamalkan sedikit ilmu yang kita ajarkan. Yaitu Ilmu kehidupan. Wallahualam bishowab.
Solo, Juli 2009,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang copas tulisan di blog saya, mohon sertakan link ya....thx...