Tidak bisa dipungkiri bahwa kedekatan emosional seorang ibu
dan anaknya sudah terbangun sejak ia (anaknya) masih berada di dalam kandungan.
Walau, di luar ikatan itu masih ada ikatan lain yang juga sudah terbangun sejak
ia lahir ke dunia, yaitu ikatan dengan ayahnya.
Sekuat-kuatnya ikatan dengan ayah, tetap lah ikatan ibu jauh
lebih mendalam jika dalam proses kehidupan anak melalui fase yang ideal, yaitu
fase di dalam kandungan (pasti)
dan
menyusui. Ikatan dengan ayah ibarat pisau yang setiap hari harus di asah
demi
menajamkan setiap sisinya. Sedang dengan ibu, sudah terbangun sejak
pisau
tersebut mulai dibuat, melalui proses pembakaran, pembentukan dan
akhirnya
menjadi sebuah pisau. Tanpa perlu di asah pun, pisau tetap lah pisau,
karena
melalui sebuah proses yang menjadikan dia pisau. Kedekatan itu lah yang
akan memengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya menjadikan ia anak cerdas, yang tentunya kelak akan menjadi kebanggaan orang tua.