Mencintai lingkungan sekitar
tempat tinggal beserta orang-orangnya adalah sebuah keharusan. Karena, dari
rumah kita bisa membangun peradaban masa depan. Dari rumah pula kita bisa
mengokohkan tiang demi anak-anak masa depan. Salah satunya adalah dengan mengenali
berbagai karakter tetangga di lingkungan rumah. Dan dalam pengenalan karakter
tersebut, tak jarang, sunggingan senyum, raut kesedihan, bahkan tangis
menyertai setiap perjalanannya.
Aku punya sebuah kisah unik dalam mengenali karakter dan kebiasaan sebuah
keluarga. Aku anggap unik karena ini terjadi di sebuah perumahan yang kebanyakan
berisi para pendatang dan keluarga muda bukan di sebuah perkampungan. Dan
dengan kondisi warga pendatang seperti itu, biasanya akan cepat sekali terjadi crash dikarenakan perbedaan latar
belakang pendidikan, budaya, dan pola hidup di keluarga sebelumnya. Ceritanya
di suatu hari selepas maghrib.
“Mbah, kelihatannya dia perpanjang 1 tahun lagi…” kata salah seorang
tetangga pada seorang nenek yang aku datangi rumahnya untuk mengajak tengok
bayi. Terlihat sekali ekspresi nenek itu agak
gimana gitu ketika mendengar kabar itu dari ibu muda tadi. Aku yang ikut dengerin berita itu, pastinya juga bertanya-tanya, ingin tahu.
“Loh memangnya ada apa?!” tanyaku penasaran. Salah seorang dari ibu-ibu
itu, mulai membisikkan sesuatu di telingaku.
“Si Luna (bukan nama sebenarnya) , buang harta karunnya di selokan, dan
aroma dahsyatnya itu tercium sampai ke sini, bahkan sampai ke rumahku !”
katanya pelan. Kebetulan nenek yang aku sambangi ini rumahnya tepat di sebelah
kanan si pembuang harta karun, sedangkan si ibu yang membisikkan aku, rumahnya
di sebelah rumah si Nenek.
“ Ah masa ?!” kataku setengah tak percaya.
“ Iya, sudah lama kok! Lumayan sering, setiap beberapa hari sekali!”
katanya meyakinkan. Aku kaget campur geli, membayangkan kalau hal itu terjadi
di deretan rumahku yang notabene lebih banyak rumah dan penghuninya, kira-kira
apa ya yang akan terjadi ? Pembicaraan terputus dengan kedatangan dua orang ibu
lain untuk ikut serta dalam rombongan kami.
Berangkat yuk, berangkat !
Satu hal yang begitu ramai menjadi perbincangan di kalangan tetangga,
yaitu, si empunya rumah, yang harta karun-nya membaui itu bukan penghuni tetap, alias kontrak. Wow, larisnya
berita itu bak kacang goreng, aku saja sampai sekarang masih penasaran, merasa
aneh dan setengah tidak percaya.
Menurutku ini masalah bersama, jadi aku sedikit memberikan pilihan
pada mereka, bagaimana jika hal tersebut diberitahukan langsung ke
orangnya ? Karena kalau sudah seperti itu, kan, merugikan tetangga.
Bayangkan, setiap menjemur pakaian, tetangga sebelahnya sampai mual-mual melihat
dan mencium aroma tak sedap dari harta karun yang teronggok tepat di selokan
depan rumahnya. Karena saluran pembuangan itu memang dekat sekali dengan pintu
keluar tetangga yang lain, dan ada sedikit sampah yang mengganjal aliran air
pembuangan, secara otomatis harta karun itu pun mengendap di sana.
Belum lagi cerita tetangga sebelahnya yang ikut teraliri harta karun itu,
saat akan membersihkan selokan, ia melihatnya, dan itu terjadi tidak hanya 1 kali. Parahnya, efek harta karun itu juga sampai membuat suami tetanggaku itu dua
hari tidak nafsu makan, bahkan, melihat si anak yang membuang harta karun
sembarangan itu, justru terbayang harta karunnya sendiri, jadi mual lagi. Dalam
hati aku tertawa ngakak, tapi aku
tahan, cuma senyum stay cool, hehe…lucu sekaligus kasihan. Perihal
penemuan harta karunnya itu ternyata bukan hanya tetangga sebelahnya saja yang
melihat, tapi, tetangga depannya, sebelah depannya, semua pernah menyaksikan
harta karun itu keluar dari pipa pembuangan air.
Hm, pagi-pagi sudah ngomongin
harta karun, membuat perut keroncongan ini semakin mual, merasakan aromanya
menyebar ke seluruh indra penciuman dan pencernaanku, hehe …
****
Ah, jujur saja, sebenarnya aku malas mendengar berita itu, namun untuk kali ini, memang masalah
seperti ini harus segera diselesaikan agar tidak menjadi isue yang berkepanjangan. Sayangnya, tipikal warga sekitar, apalagi
yang langsung terkena imbas kejanggalan peristiwa itu, jarang ada yang mau dan
berani bicara langsung pada yang bersangkutan, biasanya hanya ngomong di belakang, dan akhirnya
menjadi gosip yang berkembang luas, penuh bumbu dari opini warga yang memiliki
persepsi masing-masing.
Aku coba ceritakan pada suamiku,
kira-kira bagaimana ya penyelesaian yang baik agar semua kembali nyaman
tentram. Usulnya, dicoba ke salah seorang warga yang memang memiliki bargaining position yang bagus di mata
si pengontrak itu, dan coba dibicarakan pelan-pelan, sambil diawalnya seperti
bercanda. Tapi, apa iya, si ibu itu mau melakukannya, dan apa bisa menjamin
bahwa berita itu nanti tidak tersebar kemana-mana. Karena aku sendiri pun
merasa iba jika berita itu terdengar sampai semua warga perumahan, apalagi
kalau sampai terdengar ke perumahan sebelah, kacau, kacau !
Atau juga bisa melalui forum-forum resmi, misalnya
pertemuan RT (Rukun Tetangga), arisan, memberikan materi tentang bersuci yang
baik, apa yang harus diperhatikan adab-adabnya, baik untuk diri sendiri atau
pun lingkungannya, salah satunya ya itu, tidak membuang harta karun itu di sembarang
tempat. Iya kalau harta karun yang di bagi itu bermanfaat buat semua, kalau
justru meresahkan, bisa berabe! Hehe…
Atau, diusir saja ? Wah, kejam sekali, masa karena masalah itu sampai mau
mengusir segala. Tapi, memang melihat gelagatnya yang bukan sekali dua kali
berbuat aneh, banyak orang tidak menyukainya.
Usut punya usut, sebenarnya orang-orang yang terkena imbasnya sudah ada
beberapa cara untuk menyelesaikan kasus itu, tinggal dipilih. Dan mungkin tidak
perlu pakai kata ‘tidak enak’, untuk kebaikan bersama. Juga lebih baik hal tersebut dibicarakan personal saja,
akan lebih bisa menjaga hubungan silaturahmi antar tetangga, karena hal seperti
itu sangat sensitif, akan membuat orang yang ketahuan aibnya itu malu sekali,
jadi lebih bagus dijaga oleh orang-orang yang mengetahui proses pembuangan
harta karun itu.
Riweuh ya seri tetangga ini ? Semuanya akan menjadi pernak-pernik
untuk menambah pengalamanku dalam hal bersosialisasi pada orang lain. Semoga
semuanya cepat terselesaikan, tanpa harus ada yang tersakiti, aamiin.
“Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri”.
hehe... "harta karun" ini maksudnya apa nih mbak???
BalasHapuslebih baik mbak sj yang berbicara langsung dg orang yg membuang harta karun di selokan ini. Tanyakan ada apa dan mengapa bs terjadi. Jangan2 karena saluran harta karunnya rusak sehingga di dialirkan ke selokan air. Atau anaknya lagi belajar toilet training,blm bisa membuang ditempat yg sesungguhnya. Jadi dimasukkanlah ke selokan air.
Hehe....kunjungi aku juga ya mbk..
Nice Post...
HapusMampir juga ya ke Blog :
ramdanieka.blogspot.com
(Jangan Lupa join Friendship)
Terima Kasih...
:)