SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Senin, 10 Desember 2012

Sekolah Pertama Maza


11 july 2011

Alhamdulillah, tanpa terasa aku sudah mengantarkan putri pertamaku, Maza, ke bangku Playgroup. Jiah, serius banget ya, kaya sudah nenek-nenek aja, mengantarkan ke bangku… hehe…

Jujur, aku dan suami mungkin masih bisa dibilang takjub, masih membayangkan, sepertinya baru kemarin aku melahirkan bidadari cantik itu. Baru kemarin sore, kok tahu-tahu, anakku sekarang sudah berusia 3 tahun, sudah sekolah pula.

Bahagianya Maza saat berangkat sekolah mungkin melebihi kebahagiaanku dulu saat memasuki halaman sekolah yang asri. Dulu, yang mengantarku adalah ibu dan pembantu rumah tangga. Setelah kewajiban mengantarnya selesai, ibu beangkat ke kantor. Dan aku ditunggu oleh ‘pembantu’ ibuku. Kalau Maza, jelas-jelas aku yang mengantar, menunggunya, bahkan menemaninya selama masa adaptasi di sekolah barunya.

Ya, Maza begitu bahagia, riang gembira, padahal aku tahu, ia terlihat sedikit mengantuk. Coba, hari ahad kemarin, sebelum ia mulai masuk, ia baru bisa tidur pukul 10.30 malam, dan bangunnya sekitar jam empat pagi. Ketika itu sedang ada pemadaman listrik dari PLN, mungkin karena tidak terbiasa gelap dengan sebenar-benarnya gelap, ia akhirnya bisa terjaga dari tidur nyenyaknya yang baru 6 jam-an.

What’s ? 6 jam bukanlah waktu yang cukup untuk Maza. Ia kubiasakan tidur dimalam hari minimal 9 jam, karena aku begitu merasakan aktifitasnya yang padat ( beuh, kaya pejabat saja ya nduk ? hehe…).

 Bukan itu masalahnya, Maza itu adalah anak yang sangat aktif, lincah, cenderung tidak bisa diam. Aku mengambil patokan 9 jam, karena ia memang istirahat sebenar-benarnya ya pas tidur itu, jadi rasanya kasihan kalau waktu tidurnya pun terganggu. Menjelang tidur pun, ia bukan tipe anak yang gampang merem. Butuh waktu minimal 30 menit hingga membuatnya terpejam, selalu saja ada alasan untuk mencari teman main.
Nah, karena waktu tidur yang kurang ini, di sekolah tadi pagi, walaupun senang, tetap saja terlihat kalau ia mengantuk. Mungkin gurunya tidak begitu paham, wong matanya dia itu bulat, jadi walaupun ngantuk, tetap saja tuh mata terlihat bulat, yang tahu ngantuk atau nggaknya, ya aku, yang hafal betul kebiasaannya tidur larut malam.

Aku amati bagaimana tadi ia menyesuaikan diri disekolah, bersama teman dan guru-gurunya. Alhamdulillah, ia tipe anak yang mudah beradaptasi, bahkan cepat sekali. Dalam hitungan belum sampai 1 jam, ia sudah mendapatkan teman bermain, bahkan sudah mengenal namanya, acung jempol buat Maza !

Satu hal, ia cenderung pemalu, walau sebenarnya ia bisa menjawab pertanyaan guru, tapi ia menjawab dengan suara yang lembut, halus. Ia juga anak yang fokus pada apa yang sedang ada dihadapannya. Biasanya ia akan mengamati dulu orang atau tontonan yang disuguhkan padanya. Ia diam, mengamati dengan seksama, terkadang tanpa ekspresi atau sekedar senyum-senyum malu. Tapi ternyata setelah ku-review di rumah, subhanallah, ternyata ia banyak mengingat apa yang ibu guru  katakan dan ajarkan disekolah.

Maza, entah mengapa, bunda selalu bangga padamu, dan ketika bunda katakan ini, bergelayut mimpi yang begitu besar padamu, bukan untuk membebanimu sayang, tapi untuk menjadikanmu generasi berkualitas yang bermanfaat untuk umat.

Esoknya, masih aku saksikan anak-anak riuh berlarian kesana kemari, tertawa, bercanda, bahkan menangis, takut berpisah pada orangtua, takut bergabung dengan teman-teman lain. Dan kamu Maza, dengan santainya kamu langsung membaurkan diri dengan teman yang lain, kau tatap guru pembimbing dengan tatapan seorang pembelajar, dan kau pun menyerap aktifitas belajar sambil bermain itu dengan sempurna.

Ah, rasanya seperti mimpi melihat dirimu ditatap kagum oleh orangtua lain yang mungkin mereka berfikir “kok anak ini bisa ya ?”
Ya, untuk anak seusia mu, kau seperti putri yang begitu menarik, kau supel, semangat, berani dan cerdas. Aku lihat, ketika ibu guru tadi menyanyikan lagu-lagu baru, kau coba mengikutinya, matamu menatap tajam kearah suara ibu guru, dan mulutmu pun seperti komat kamit menirukan. Bukan bunda membandingkan dirimu dengan yang lain, tapi, inilah yang bunda rasakan, bunda merasa menjadi ibu yang paling beruntung sedunia. Walau dulu bunda berkali mengeluh tentang dirimu yang sulit makan, susah tidur, tapi masih banyak sisi positif lain yang ada di diri mu.

Mengantuk bukan halangan membuatmu untuk tetap belajar, kau tahan kantukmu, sementara teman-teman yang lain menguap, bengong, tapi matamu tetap teguh mengambil hikmah dari semua pelajaran.

Ya Allah, mudahkan anakku menjadi seorang pembelajar sejati, mudahkan lah cahaya ilmu merasuki hati dan fikirannya, agar ia tetap bersemangat dalam kondisi apapun, sehingga, kelak, ia dapat membagi ilmu yang dimilikinya pada orang lain, aamiin…

Doa bunda selalu menyertai mu sayang…!

Mazaaya Huurin Dzakiyya, bidadari kebanggaanku, semoga langkah-langkah kecilku dan suami dalam mendidikmu, kelak bisa menjadi syafaat untuk memasuki istana di surga, aamiin….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang copas tulisan di blog saya, mohon sertakan link ya....thx...