SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Senin, 30 September 2013

Muslimah dan Syiar



Realita Kehidupan

Kehidupan akan terus berjalan, baik dengan atau pun tanpa kita. Mungkin, suatu saat akan terhenti jika Allah telah menggariskan sampai kapan kita akan menginjak bumi (dibatasi kematian). Dan, sampai sejauh mana bumi mampu didiami oleh milyaran populasi manusia (kiamat besar) yang selalu ada regenerasi, baik yang mati mau pun yang hidup. Secara logika, jika bumi terus berputar, dan kehidupan selalu bergulir, maka, kebaikan atau keburukan juga akan semakin berkembang. 

Tindakan kriminal seperti curanmor (pencurian kendaraan bermotor), bisa jadi belum ada pada 20 abad lalu. Kenapa ? Karena, di zaman tersebut, belum ada produk yang memudahkan manusia seperti halnya motor / mobil. Berbeda dengan saat ini, industri semakin banyak, teknologi terus berkembang, sehingga motif pelaku keburukan juga semakin beragam, yang mungkin juga di dukung oleh pemahaman agama yang rendah, tingkat pendidikan minim, juga pola asuh yang tidak sewajarnya. 

Juga sejak internet mulai merambah dalam kehidupan masa kini, betapa mudah seseorang mengakses situs-situs yang membuat dirinya berkubang dalam keburukan. Menyaksikan video porno, berfoto vulgar, lalu di upload pada jejaring sosial demi menarik perahatian orang lain, dan banyak peristiwa lainnya. Semua tentunya bertolak dari pemahaman agama masing-masing.

Tidak mustahil jika semakin maju suatu negara yang tidak didukung dengan sistem (latar belakang keluarga, kebijakan pemerintah, lingkungan sosialisasi) yang bagus,  maka kejahatan. Keburukan, akan terus mencuat. Propaganda kebathilan yang dikemas begitu cantik menawan hati membuat banyak orang terpikat. Bahkan berkolaborasi dengan kebaikan. Tampilan luar islami, baik, ternyata membawa misi keburukan. Tidak ada yang pernah menyangka. 

Kebaikan atau keburukan adalah suatu hal yang hitam-putih, jelas, dan tidak diragukan lagi. 

Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunannya, begitu pula Ibnu Abi ‘Ashim di dalam as-Sunnah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ada di antara manusia, orang-orang yang menjadi kunci-kunci kebaikan, penutup-penutup keburukan. Dan ada juga sebagian orang yang menjadi kunci-kunci keburukan, penutup-penutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan sebagai pembuka pintu kebaikan, dan sungguh celakalah orang yang Allah jadikan dia sebagai pembuka pintu keburukan.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah [1332], diambil dari ‘Kaifa Takunu Miftahan Lil Khair’, karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr hafizhahullah, hal. 5). 

Menjadi wilayah abu-abu, mana kala, kita sebagai muslimah tidak jua merasa tergerak untuk ikut terjun dalam barisan penentang keburukan. Atau justru malah mengikuti keburukan yang telah lama berkembang.

 ----> to be continued

Minggu, 29 September 2013

Cerita Malam



Malam telah larut
Mengasingkan setiap insan dalam senyap,
Di peraduan pembawa mimpi bestari.

Sepi,
Melenakan manusia yang kerap berkhayal terlalu dalam
Namun tanpa ikhtiar yang maksimal.

Bila saja manusia bisa memutar hari,
Mungkin mereka akan selalu kembali ke masa lalu
Karena mereka akan selalu tidak puas
Pada masa depan yang tak jua cerah dalam persepsinya.

Dan bukankah alam juga bergerak mengikuti rotasi waktu?

Suatu saat di atas, tinggi sekali pada puncaknya
Satu kali, berada dibawah, seratus delapan puluh derajat
Benar-benar ringsek, tak perdaya.

Tapi, sekali lagi, posisi atas atau bawah, sama sekali rancu
Bukan atas persepsi ilmu manusia yang tidak mumpuni
Tapi persepsi sang Pemilik, yang lebih berhak menilai.

Biarlah hujan menemani kesenyapan dalam kegelapan,
Asal rintik itu tidak membasahi seluruh jiwa yang sedang mencari.

Mungkin, saat ini galau, resah dan gelisah kerap hadir dalam dinamika waktu
Yang  menurut sebagian orang adalah pertanda titik nadir kita.

Tapi,  aku tidak pernah percaya begitu saja,
Bahwa, kita tidak akan sampai pada titik bawah, jika kita ikhlas
Dalam kendali pemillik.
Bila kita sabar menjalani hari dengan ikhtiar yang super lengkap.

Ah, bulan mengilang dalam selimut mendung.
Tak ingin berusaha menduga,
Biar sajalah berjalan apa adanya
Yang terpenting ialah, bisa kembali bersemedi,
Terpekur dalam suasana nyaman
Dibelantara huruf dan kata yang  tergores dalam lembar putih yang cantik.

Rabu, 25 September 2013

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Seorang Muslim




Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”. (Shahihul Jami’ 3913)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:      

                Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya (kedua orang tuanya).” (HR. Muslim)
 
Keutamaan Ilmu Dalam Al Qur’an Dan As Sunnah

  1. Allah akan mengangkat derajat orang berilmu:
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-oran yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Al Mujadalah:11)
 
2         2.   Ilmu adalah warisan para nabi
Rasulullah berkata:Artinya: “Ilmu adalah warisan para nabi, para nabi tidaklah mewariskan emas ataupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu, barang siapa yang mengambilnya maka telah mengambil bagian yang banyak”. (Shahihul Jami Al Albani : 6297)

Refleksi Pendidikan Buah Hati

Curhat emak-emak, pagi-pagi....

Ya, benar kalau dikatakan bahwa, kebaikan apa pun harus terus diasah agar tetap terjaga motivasinya. Dan, itu terjadi pada diri saya sendiri.

Sepakat tidak, kalau mengajarkan / mendidik anak adalah suatu kebaikan ?

Kalau sepakat, yuk, kita sama-sama introspeksi diri. Sudahkah kita mampu istiqomah, konsisten, dalam memaksimalkan diri dalam mendidik anak-anak kita ?

Tepatnya, si Ibu harus terus belajar dan memotivasi diri untuk menularkan pelajaran (ilmu) yang kita miliki pada anak-anak kita.

Ujian Bagi Orang Beriman

Ringkasan Materi Kajian



Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya’: 35)

Bentuk Ujian 

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada –Nya lah kami kembali. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."( QS. Al-Baqarah: 155-157).