SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Selasa, 06 Mei 2014

Makar Siapa ?




Hm, begini ceritanya. Siang tadi, ketika saya buka facebook melalui HP, ada sebuah status yang membuat saya cukup bingung memikirkan apa maksud dari status tersebut. Begini isinya :

“ Dengar kabar temanku mau pindah ke kota sebrang. Ya Allah, berikanlah kemudahan jalan padaku agar bisa segera pindah dari kota Solo ini .“

Kalau saya bukan merupakan bagian dari penduduk Solo, mungkin saya tidak akan sepenasaran itu. Tanpa fikir panjang lagi, saya pun membuka komentarnya yang hanya berisi dua buah komentar. Yang pertama, hanya salah seorang temannya yang menanyakan kabarnya, yang kedua, jawaban dari penulis status. 


Tulisan di komentar tersebut menggunakan bahasa jawa halus. Untuk mengartikannya saya harus bertanya dulu sama suami, yang kebetulan masih di rumah, dan sedang membuat kopi. Artinya, kurang lebih, ingin segera pindah karena tidak nyaman. Dari jawaban suami, makin timbul banyak pertanyaan dalam benak saya. Karena tidak sabar menduga-duga, langsung saja saya ngomong ke suami.

“ Memang, ada apa dengan Solo, Yah ?”

Dengan tenang, suami saya menarik kursi plastik putih yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“ Aku mau cerita, tapi harus dijaga, ya ?”           

“ Emang ada apa ?”

Mulailah ia bercerita tentang Solo, tentang target-target apa yang sedang dan akan terjadi kelak di kota budaya itu. Dan, tentang dari mana ia mendapatkan informasi tersebut. Insyaallah valid. Dan ternyata itu sudah menjadi bagian informasi umum di kalangan para aktifis dakwah lapangan. Saat mendengar rentetan cerita, saya hanya bisa bilang “ Wow!” antara percaya dan tidak percaya. 

Intinya, kekuatan elit politik dalam masalah perebutan kekuasaan, pencitraan, dan pengambilan simpati masyarakat, harus mengorbankan nyawa orang-orang yang lugu. Mendramatisir suatu konflik yang sengaja dibuat, agar pandangan masyarakat tentang suatu hal semakin kacau. Dalam hal ini, jelas sekali masalah SARA.

Saya tidak bisa menyebutkan seperti apa sepak terjangnya, target apa yang mereka buat terhadap kota ini, dan segala tetek bengeknya. Karena, ini memang bukan konsumsi publik. Hanya sekedar warning agar kita bisa lebih berhati-hati, dalam menilai sesuatu yang tampak di depan mata. Walau sebenarnya, sebagai agama mayoritas dan keinginan kuat untuk menyampaikan kebenaran sudah begitu tidak bisa diredam. Hanya saja, terhalang oleh banyak faktor, diantaranya bukti-bukti konkrit, backing-an pihak-pihak yang bargaining position-nya kuat, tentu bisa membantu mengurangi makar yang tengah dibuat di Solo ini. 

Para elit yang memiliki kepentingan pribadi, backingan militer yang kuat, dan finansial yang memadai memang sedang mengguncang Solo, berupaya menjadikan Solo menjadi Ambon kedua, dengan kerjasama dengan beberapa komponen yang berpengaruh, salah satunya adalah pengembang perumahan. Begitu detail rencana kaum intel dan elit politik. Dan begitu mudahnya, mereka menjadikan tumbal atau korban orang-orang yang tidak bersalah demi kekuasaan. Rezim soeharto terlalu dalam mengakar pada orang-orang yang berada di bawahnya, dan masih terus menjadi lingkaran setan, walau soeharto sendiri telah wafat. 

Ah, jujur saja, saya pusing mendengar kenyataan yang diungkapkan oleh suami. Kenyataan bahwa, kejahatan terselubung dengan wajah manis mereka begitu nyata dan terencana. Bahkan mungkin bisa dibilang lebih jahat dari Soemanto, si pemakan daging manusia. Terlalu banyak yang dikorbankan, yang dijadikan kambing hitam, dan di eksploitasi. Tapi, tetaplah, makar-makar seperti itu akan tercium juga dengan tangan-tangan Allah. 

Dan, kota Solo yang terkenal agamis, memang sulit ditaklukan, karenanya, program mereka saat ini begitu halus. Yang jelas, sehebat-hebatnya makar yang dibuat manusia, jauh lebih besar makar yang Allah buat. Dan itu diperuntukan bagi orang-oang zalim dan tidak beriman kepada-Nya. Semoga Allah selalu melindungi saya, keluarga dan orang-orang muslim lainnya sampai kapan pun, aamiin. Wallahu a’lam.

Ya, begitu dulu ya cerita sekilas ini. Semoga bisa diambil hikmahnya, dan bisa membuat kesimpulan sendiri ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang copas tulisan di blog saya, mohon sertakan link ya....thx...