SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Selasa, 29 Januari 2013

Air Dan Tanda Cinta-Nya

Semua kehidupan berasal dari air.
Tanpa air, dunia tak kan pernah hijau.
Tanpanya pula, manusia, hewan dan tumbuhan, tidak akan pernah bisa bertahan hidup.
Air adalah maha karya Tuhan yang indah, jika manusia mampu melestarikannya.
Air adalah tanda cinta-Nya.





Manfaat Air Bagi Kehidupan

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia, porsinya justru melebihi kebutuhan akan udara. Bahkan, sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita, juga terdiri dari air. Manusia pun tidak akan sanggup bertahan hidup tanpa air, lebih dari lima hari. 

Adapun manfaat lain air bagi penyokong kehidupan manusia, diantaranya adalah :

*  Kebutuhan rumah tangga, seperti : memasak, mandi, minum, mencuci, dll.
* Kebutuhan industri, baik rumahan atau pabrik besar, seperti sarana pembangkit tenaga listrik, proses pembuatan kain-kain yang dicelup air, pembuatan tahu, dll.
Kebutuhan bisnis / perdagangan, seperti : rumah makan, penginapan.
*   Kebutuhan pertanian, peternakan.
Kebutuhan sarana dan prasarana publik, seperti : tempat rekreasi, pasar terapung pada daerah-daerah tertentu, dll.
Kebutuhan pelayaran dan penerbangan
Dan lain-lain.

Selain membawa kemanfaatan , air juga bisa menyebabkan bencana, seperti penyakit dan banjir. Penyakit yang disebabkan oleh perantara kuman yang hidup dan berkembang biak di dalam air. Juga bencana banjir yang disebabkan pula oleh tangan-tangan manusia itu sendiri yang tidak berupaya untuk melestarikan lingkungan. Imbasnya adalah ketersediaan air yang kurang atau pun justru melimpah, hingga berakibat kebanjiran.

Sementara, jika ditinjau dari aspek fisik tubuh manusia, volume air yang terdapat di dalam tubuh kita rata-rata 65% dari total berat badan, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh ma­nusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah.

Cerita Tentang Mencari Sumber Air

Jujur saja, saya adalah tipe pecinta, penikmat, dan pemakai sejati air kehidupan. Saya bahagia jika  mendengar suara kucuran air, saat sedang memasak dan mandi. Dan, saya bisa stress jika persediaan air bersih untuk diri saya pribadi berada dalam volume terbatas. Fikiran akan terasa buntu jika masalah dalam kehidupan saya berkutat hanya karena tidak adanya air. Dan, jika itu terjadi, saya akan merenung hingga berhari-hari. 

Itu yang pernah saya alami saat baru pertama kali menginjak rumah baru yang dibeli setelah setahun usia pernikahan saya. Rumah mewah, alias mepet sawah.  Seharusnya, dengan kondisi lahan yang dekat dengan sawah, tidak perlu ada masalah dengan air yang berkepanjangan, ya ? Tapi, nyatanya hal tersebut terjadi pada keluarga saya.



Doc.Pribadi
Tembok berdinding bata adalah perumahan yang saya tinggali, sebelahnya adalah sawah.


Pengambilan gambar sekitar 60 derajat dari tembok perumahan
Kali kecil di depan perumahan, saluran pembuangan air warga

Pertama kali kami membeli rumah, sekitar tahun 2007, developer perumahan menyediakan fasilitas menggunakan air pompa yang dialiri listrik. Jadi, developer mengeruk salah satu bagian tanah hingga kedalaman minimal 7 meter, lalu dipasang paralon hingga ke permukaan tanah, dan untuk penyedot airnya menggunakan pompa air merk tertentu. Jika ingin air mengucur, maka pemakai harus menekan saklar untuk meng-on-kan mesin pompa tersebut.


Fasilitas awal dari developer sangatlah minim, air sumur yang belum pasti lancar atau tidaknya, sudah langsung diserahkan pada konsumen. Terserah, apakah, air bisa keluar atau tidak, urusan developer hanya mengeruk tanah. Selesai tugasnya. Dan, saya lah yang terkena imbasnya. Harus berjuang mencari tukang gali sumur untuk bisa menikmati sumber kehidupan.

Pertama kali kami merogoh kocek untuk memanggil tukang  gali sumur untuk mendapatkan sumber air yang baru. Gali, gali dan gali. Tukang sumurnya sempat mengatakan bahwa tanah tempat rumah saya dibangun kurang bagus, terlalu keras, dan kebetulan sumber airnya tidak melalui galian itu. Namun, jika memakai perhitungan jarak antara galian pompa air dan septictank milik pribadi dan tetangga harus lah memenuhi syarat kesehatan, minimal delapan meter. Dan, di tempat itulah yang dirasa paling pas setelah pakai metode hitungan tersebut. 
Lubang galian pertama kali

Dari situ saya dan suami tetap bersikeras untuk terus menggali ditempat tersebut, sampai keluar airnya. Dan, setelah penggalian sekitar 5 meter, suami dan pak tukang melihat aliran air yang mulai menyembur. Berbekal aliran listrik hasil pinjam tetangga (karena saat itu listrik juga belum terpasang di rumah saya), tukang gali tersebut mencoba memompa air yang sudah terlihat tadi. Hasilnya ? Air sangat kotor, seperti air selokan. 



Karena hasilnya belum bagus, si penggali berjanji akan kembali lagi esok hari, namun, semua sia-sia, penggali mangkir dan saya pasrah. Memakai air seadanya. 

Sebenarnya, ada persyaratan khusus untuk keamanan konsumsi air minum yang baik, yaitu : baik dari segi bakteriologi, kimiawi, fisik, maupun radioaktivitas. Air minum yang berkualitas dan layak minum harus dapat diterima secara estetis, tidak keruh, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi.

 
Karena berkaca dari hal tersebut, dan berdiskusi dengan beberapa orang, mereka memberi saran, dibuang saja dulu sampai air tersebut benar-benar bersih. Dan, kami mengikuti saran mereka. Hasilnya lagi ? Belum sempat bersih, persediaan air di galian tersebut, sudah habis tak bersisa. Saya berfikir, mungkin, ini adalah sisa air hujan yang terkumpul di galian itu (kebetulan memang sedang musim hujan).

Kali kedua, kami memanggil tukang gali lagi. Saat itu, kami sudah bisa menikmati aliran listrik pribadi walaupun rumah belum bisa ditempati. Kali ini saya dan suami mengambil tempat galian yang berbeda setelah hasil hitung-hitungan jarak seperti sebelumnya. Dan, tempat galian terbaru ini adalah di dalam rumah. 

Jadi, lantai rumah yang sudah ditempel ubin, dihancurkan lagi sebagian untuk mencari sumber air yang baru. Sekitar kedalaman  galian tujuh meter, baru lah mampu mengeluarkan air dari dalam tanah. Air yang lumayan jernih dan deras. Pompa sudah mulai terpasang dengan baik. Esoknya, kami sudah mulai bisa menjernihkan air dengan cara membuang terlebih dahulu air yang masih membawa muatan pasir, kurang lebih seminggu. 

Sumber Air Warga Tercemar Besi

Setelah mulai jernih, kami mulai pindah rumah dari rumah kontrakan ke rumah baru kami. Saat menempati itu, saya baru tahu, kalau ternyata air sumur yang baru saja digali ini akan berubah warna dengan cepat dalam waktu minimal sepuluh menit. 

Awalnya, saat keluar sangatlah jernih, menjelang hampir sepuluh menit, air tersebut semakin menguning. Bahkan, jika misalnya didiamkan hingga dua hari, akan ada endapan di bawah air seperti lemak-lemak ayam.

contoh gambar endapan air yang telah didiamkan minimal 2 hari

Simulasi air yang mengandung logam (pic.internet)

Ada seorang tetangga yang kebetulan juga memiliki masalah yang sama dengan saya, ia mengambil sample air dan membawanya ke laboratorium penelitian air. Benar, kandungan besi pada air sumur di perumahan memang sangat tinggi, sehingga memicu perubahan warna air menjadi kuning. Sangat mungkin penyebabnya, selain kandungan pestisida yang tinggi di area bekas sawah ini, juga karena lahan perumahan kami  berada dekat kawasan dua pabrik tekstil. Jika dibiarkan, dan dikonsumsi tentu akan berakibat buruk bagi kesehatan tubuh. Mengetahui hal tersebut, air sumur yang ada ini, hanya digunakan untuk mencuci, dan mandi saja. Untuk masak, dan minum, saya menggunakan air galon agar lebih aman.

Sekitar 200 meter dari tempat saya tinggal, memang terdapat pabrik tekstil, sehingga memengaruhi kualitas air disekitarnya.



Walaupun begitu, tetap saja warga masih menggunakan air sumur dikarenakan saat itu PDAM belum masuk wilayah kami. Padahal, tidak sedikit keluhan kesehatan yang sangat mungkin terjadi jika masyarakat sekitar tetap mengonsumsi air yang sudah tercemar diantaranya :

- Kulit gatal, merah dan panas
- Mata merah, gatal dan panas
- menyebabkan diare, sakit perut

Sekitar enam bulan saya tempati, semakin lama, kucuran air semakin sedikit, padahal saat itu masih musim penghujan. Keran yang mengucur hanya dua garis saja. Menunggu bak mandi penuh rasanya lama sekali. Selidik punya selidik, melalui investigasi dari beberapa orang, ternyata jenis tanah di perumahan saya memang buruk, tanahnya keras, banyak pasirnya, sehingga, jika semakin sering pompa dipakai untuk mengangkat air ke atas, maka pasir yang berada di bagian atas akan ambrol ke bawah. Semakin sering pasir tersebut jatuh, maka, sumber air akan semakin tertutup. Dan tidak menutup kemungkinan, pompa akan rusak dikarenakan sebagian pasir yang lembut akan  masuk kedalam saringan air, sedikit demi sedikit.

Karena hal itu, lagi-lagi kami memanggil tukang galian untuk yang ketiga kalinya. Mengeruk kembali tanah dan pasir yang ambrol, sehingga aliran air bisa kembali lancar.  

Dulu, jujur saja, saya belum banyak mengakses internet, dan sedikit sekali tahu informasi tentang bagaimana cara mengolah air tercemar logam besi menjadi air yang bersih. Dan, ternyata, proses memurnikan air  jenis itu mudah saja. 

Pengolahan Air Yang Tercemar Besi

Kenapa air bisa berbau besi ? Ternyata, bau besi ini diakibatkan oleh kandungan Zat besi ( Fe ) dan zat mangan ( Mn ) yang cukup tinggir. Kedua zat tersebut diatas bila terkena pada benda seperti dinding bak,  ember, baju dan lainnya akan menempel dengan kuat sehingga benda tersebut berwarna kuning dan susah dihilangkan selain itu air menjadi bau. ( terjadi pada baju putih milik suami saya yang menjadi bercak kekuningan dan kecoklatan di beberapa bagian).

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 20 Tahun 1990, supaya zat Fe dan Mn tidak mengganggu kesehatan, maka kadar yang diijinkan adalah untuk Fe sebesar 0,3 mg / liter sedangkan untuk Mn sebesar 0,1 / liter.
Upaya menghilangkan zat besi dan mangan pada air adalah dengan cara oksidasi dan penyaringan:

Oksidasi dengan udara (aerasi)  Air yang dinaikan ke dalam tandon dibuat lebih banyak kontak dengan udara misalnya dengan memasukan udara kedalam air melalui pompa udara seperti pompa akuarium. Hal ini dilakukan agar zat besi lebih cepat teroksidasi dan selanjutnya zat besi yang telah teroksidasi akan mengendap dengan sendirinya. Namun proses oksidasi dan pengendapan secara alami ini memakan proses waktu lama.

Oksidasi dengan kimia.  Untuk mempercepat proses oksidasi dan pengendapan dapat dilakukan dengan pemberian klorine, kapur, kaporit atau kalsium hipokhlorit. Untuk mengoksidasi atau menghilangkan besi dan mangan dengan pemberian kaporit ini relatif sangat mudah karena berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air. Selain itu kaporit juga dapat membunuh kuman dan bakteri yang dapat merugikan kesehatan.

Proses filtrasi dengan filter. Proses penyaringan biasanya dengan menggunakan media pasir bisa berupa zeolit, karbon aktif, arang dari batok kelapa.


LIHAT LINGKARAN MERAH. Guna membuang endapan dalam tangki, saluran pembuangan sebaiknya dipanjangkan, dan dibengkokkan hingga ujung pipa berada di dasar tangki, jaraknya sekitar sekitar 2 - 5 mm (mili meter). Melalui cara tersebut, otomatis endapan akan tersedot keluar saat keran 3 dibuka. Pembuangan endapan baiknya dilakukan tiga hari sekali.

Keran 1   digunakan untuk membuang air saat akan memasukan kaporit.
Keran 2  berfungsi untuk menutup air menuju tandon air saat pengurasan filter.
Keran 3  untuk pengurasan tandon air / tangki air.
Keran 4, 5, 6, 7  digunakan untuk proses pengurasan filter air.

Posisi keran
Saat pemakaian : Keran 2, 4, 7 tertutup. Keran 5, 6 terbuka
Saat pengurasan : Keran 2, 4, 7 terbuka, 5, 6 tertutup.

Cara kerjanya
1. Saat akan mengisi kaporit, keran 1 dibuka terlebih dahulu untuk membuang air yang terperangkap dalam pipa saluran yang menuju ketangki air.
2. Setelah air kosong, keran 1 ditutup masukan kaporit kedalam saluran pengisian.
3. Jalankan pompa sampai tangki penuh, kaporit akan terdorong aliran air menuju tangki.
4. Tunggu minimal hingga 2 jam supaya kaporit bereaksi sempurna.
5. Air yang berwarna kuning kecoklatan dalam tangki akan tersaring lewat filter dan yang keluar akan jernih, selanjutnya air tinggal digunakan sesuai keperluan.
6. Lakukan pengosongan endapan dalam tangki secara berkala misalnya setiap 3 – 4 hari sekali dengan membuka keran 3, jika tidak dikosongkan endapan yang meninggi akan masuk kedalam filter air dan menyebabkan filter akan cepat buntu / kotor. Sementara pengurasan tangki air secara total dapat dilakukan misalnya 6 bulan sekali.
7. Media pasir yang digunakan dalam filter seharusnya pasir zeolit, karbon aktif, dan karbon arang batok. 
Gambar kiri : yang sudah bersih. Kanan (didiamkan 10 menit): berwarna agak kuning, tercemar besi

PDAM Masuk Ke Perumahan

Sejak tahun 2010, PDAM ( Perusahaan  Daerah Air Minum ) mulai merambah ke wilayah perumahan saya. Penyaluran air yang mereka lakukan memang setahap demi setahap, dikarenakan pembangunan di wilayah ini berkembang perlahan namun pesat.
Jadi, dengan adanya air pam, warga sudah mulai bisa menggunakan air yang lebih bersih, lebih sehat, dibandingkan air sumur yang telah tercemar.


Saluran air dari PDAM ( berwarna biru )


Dari kejadian demi kejadian, saya bisa mengambil banyak hikmah, bahwa melestarikan air untuk kelangsungan kehidupan sangatlah diperlukan.

Beberapa hal yang saya terapkan dalam rangka melestarikan sumber air adalah :
 
1. Mulai dari diri sendiri, dengan cara menghijaukan halaman rumah, dengan tujuan agar memudahkan proses penyerapan air, sehingga kualitas air yang dihasilkan lebih baik.





2. Memisahkan penggunaan air limbah. Untuk limbah sehabis mandi, mencuci, tidak langsung dibuang,  namun, ditampung lagi dibawah tanah dengan cara mengalirkannya menuju satu lubang. Tujuannya agar langsung terserap tanah dan bisa digunakan kembali tanpa harus menunggu musim penghujan.

3. Membuat lubang resapan biopori untuk membantu penyerapan air.

3. Mengupayakan penghematan air. Diantaranya adalah pemakaian air bersih secukupnya. Jika ingin menyiram tanaman misalnya, gunakan air hasil cucian beras, yang jauh lebih berkualitas untuk kehidupan tanaman.

4. Jika hujan mulai turun, tampung air dalam tangki besar, manfaatnya bisa untuk menyiram tanaman, membasahi halaman yang sudah diplester, dll.

5. Mengajak keluarga  untuk menggalakkan program penghematan air dan penghijauan lingkungan, terutama terhadap anak saya. Mengajaknya untuk ikut berkebun, menyirami tanaman, mengumpulkan daun-daun yangberserakan untuk dijadikan pupuk alami bagi tanaman yang lain.

6.  Mengedukasi lingkungan masyarakat sekitar. Caranya, dengan memberikan contoh dan sesekali menjelaskan akan pentingnya penghijauan demi terpeliharanya kualitas air bersih di kemudian hari.

Intinya adalah pelestarian tidak harus diupayakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga berwenang saja, tapi kita bisa mulai lah dari diri sendiri, lalu ajak keluarga kita, dan masyarakat untuk semakin mencintai lingkungan, terutama masalah sumber kehidupan.



Referensi :
http://diway-5454.blogspot.com/2012/12/trik-menghilangkan-air-bau-besi.html
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/09/08/27/371135/air-tercemar-perut-meradang 




http://www.artikellingkunganhidup.com/manfaat-air-bagi-kehidupan-manusia.html


http://www.artikellingkunganhidup.com/fungsi-dan-peran-air-bagi-kehidupan-manusia.html



Tulisan  ini  diikutkan  dalam lomba "Anugerah Jurnalistik Aqua 201"








2 komentar:

  1. Artikelnya bagus, kira-kira air di rumah saya bisa ga ya jernih kembali

    BalasHapus
  2. bisa aja, emang airnya kotor ya daerahmu ?

    BalasHapus

Yang copas tulisan di blog saya, mohon sertakan link ya....thx...