SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Sabtu, 13 April 2013

Minggu Pertama tentang Penemuan Harta Karun


 banner8MIngguNGeblog


Mencintai lingkungan  sekitar tempat tinggal beserta orang-orangnya adalah sebuah keharusan. Karena, dari rumah kita bisa membangun peradaban masa depan. Dari rumah pula kita bisa mengokohkan tiang demi anak-anak masa depan. Salah satunya adalah dengan mengenali berbagai karakter tetangga di lingkungan rumah. Dan dalam pengenalan karakter tersebut, tak jarang, sunggingan senyum, raut kesedihan, bahkan tangis menyertai setiap perjalanannya.
Aku punya sebuah kisah unik dalam mengenali karakter dan kebiasaan sebuah keluarga. Aku anggap unik karena ini terjadi di sebuah perumahan yang kebanyakan berisi para pendatang dan keluarga muda bukan di sebuah perkampungan. Dan dengan kondisi warga pendatang seperti itu, biasanya akan cepat sekali terjadi crash dikarenakan perbedaan latar belakang pendidikan, budaya, dan pola hidup di keluarga sebelumnya. Ceritanya di suatu hari selepas maghrib.

****
“Mbah, kelihatannya dia perpanjang 1 tahun lagi…” kata salah seorang tetangga pada seorang nenek yang aku datangi rumahnya untuk mengajak tengok bayi. Terlihat sekali ekspresi nenek itu agak gimana gitu ketika mendengar kabar itu dari ibu muda tadi. Aku yang ikut dengerin berita itu, pastinya juga bertanya-tanya, ingin tahu. 

“Loh memangnya ada apa?!” tanyaku penasaran. Salah seorang dari ibu-ibu itu, mulai membisikkan sesuatu di telingaku.

“Si Luna (bukan nama sebenarnya) , buang harta karunnya di selokan, dan aroma dahsyatnya itu tercium sampai ke sini, bahkan sampai ke rumahku !” katanya pelan. Kebetulan nenek yang aku sambangi ini rumahnya tepat di sebelah kanan si pembuang harta karun, sedangkan si ibu yang membisikkan aku, rumahnya di sebelah rumah si Nenek.

“ Ah masa ?!” kataku setengah tak percaya.
 
 “ Iya, sudah lama kok! Lumayan sering, setiap beberapa hari sekali!” katanya meyakinkan. Aku kaget campur geli, membayangkan kalau hal itu terjadi di deretan rumahku yang notabene lebih banyak rumah dan penghuninya, kira-kira apa ya yang akan terjadi ? Pembicaraan terputus dengan kedatangan dua orang ibu lain untuk ikut serta dalam rombongan kami.  Berangkat yuk, berangkat !

Satu hal yang begitu ramai menjadi perbincangan di kalangan tetangga, yaitu, si empunya rumah, yang harta karun-nya membaui itu bukan penghuni tetap, alias kontrak. Wow, larisnya berita itu bak kacang goreng, aku saja sampai sekarang masih penasaran, merasa aneh dan setengah tidak percaya.  

Menurutku ini masalah bersama, jadi aku sedikit memberikan pilihan pada mereka, bagaimana jika hal tersebut diberitahukan langsung ke orangnya ? Karena kalau sudah seperti itu, kan, merugikan tetangga. Bayangkan, setiap menjemur pakaian, tetangga sebelahnya sampai mual-mual melihat dan mencium aroma tak sedap dari harta karun yang teronggok tepat di selokan depan rumahnya. Karena saluran pembuangan itu memang dekat sekali dengan pintu keluar tetangga yang lain, dan ada sedikit sampah yang mengganjal aliran air pembuangan, secara otomatis harta karun itu pun mengendap di sana. 

Belum lagi cerita tetangga sebelahnya yang ikut teraliri harta karun itu, saat akan membersihkan selokan, ia melihatnya, dan itu terjadi tidak hanya 1 kali. Parahnya, efek harta karun itu juga sampai membuat suami tetanggaku itu dua hari tidak nafsu makan, bahkan, melihat si anak yang membuang harta karun sembarangan itu, justru terbayang harta karunnya sendiri, jadi mual lagi. Dalam hati aku tertawa ngakak, tapi aku tahan, cuma senyum stay cool, hehe…lucu sekaligus kasihan. Perihal penemuan harta karunnya itu ternyata bukan hanya tetangga sebelahnya saja yang melihat, tapi, tetangga depannya, sebelah depannya, semua pernah menyaksikan harta karun itu keluar dari pipa pembuangan air.
Hm, pagi-pagi sudah ngomongin harta karun, membuat perut keroncongan ini semakin mual, merasakan aromanya menyebar ke seluruh indra penciuman dan pencernaanku, hehe …
****

Ah, jujur saja, sebenarnya aku malas mendengar berita itu, namun untuk kali ini, memang masalah seperti ini harus segera diselesaikan agar tidak menjadi isue yang berkepanjangan. Sayangnya, tipikal warga sekitar, apalagi yang langsung terkena imbas kejanggalan peristiwa itu, jarang ada yang mau dan berani bicara langsung pada yang bersangkutan, biasanya hanya ngomong di belakang, dan akhirnya menjadi gosip yang berkembang luas, penuh bumbu dari opini warga yang memiliki persepsi masing-masing. 

 Aku coba ceritakan pada suamiku, kira-kira bagaimana ya penyelesaian yang baik agar semua kembali nyaman tentram. Usulnya, dicoba ke salah seorang warga yang memang memiliki bargaining position yang bagus di mata si pengontrak itu, dan coba dibicarakan pelan-pelan, sambil diawalnya seperti bercanda. Tapi, apa iya, si ibu itu mau melakukannya, dan apa bisa menjamin bahwa berita itu nanti tidak tersebar kemana-mana. Karena aku sendiri pun merasa iba jika berita itu terdengar sampai semua warga perumahan, apalagi kalau sampai terdengar ke perumahan sebelah, kacau, kacau !

 Atau juga  bisa melalui forum-forum resmi, misalnya pertemuan RT (Rukun Tetangga), arisan, memberikan materi tentang bersuci yang baik, apa yang harus diperhatikan adab-adabnya, baik untuk diri sendiri atau pun lingkungannya, salah satunya ya itu, tidak membuang harta karun itu di sembarang tempat. Iya kalau harta karun yang di bagi itu bermanfaat buat semua, kalau justru meresahkan, bisa berabe! Hehe…

Atau, diusir saja ? Wah, kejam sekali, masa karena masalah itu sampai mau mengusir segala. Tapi, memang melihat gelagatnya yang bukan sekali dua kali berbuat aneh, banyak orang tidak menyukainya.

Usut punya usut, sebenarnya orang-orang yang terkena imbasnya sudah ada beberapa cara untuk menyelesaikan kasus itu, tinggal dipilih. Dan mungkin tidak perlu pakai kata ‘tidak enak’, untuk kebaikan bersama. Juga lebih  baik hal tersebut dibicarakan personal saja, akan lebih bisa menjaga hubungan silaturahmi antar tetangga, karena hal seperti itu sangat sensitif, akan membuat orang yang ketahuan aibnya itu malu sekali, jadi lebih bagus dijaga oleh orang-orang yang mengetahui proses pembuangan harta karun itu.

 Riweuh ya seri tetangga ini ? Semuanya akan menjadi pernak-pernik untuk menambah pengalamanku dalam hal bersosialisasi pada orang lain. Semoga semuanya cepat terselesaikan, tanpa harus ada yang tersakiti, aamiin.


“Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri”.
   

2 komentar:

  1. hehe... "harta karun" ini maksudnya apa nih mbak???

    lebih baik mbak sj yang berbicara langsung dg orang yg membuang harta karun di selokan ini. Tanyakan ada apa dan mengapa bs terjadi. Jangan2 karena saluran harta karunnya rusak sehingga di dialirkan ke selokan air. Atau anaknya lagi belajar toilet training,blm bisa membuang ditempat yg sesungguhnya. Jadi dimasukkanlah ke selokan air.

    Hehe....kunjungi aku juga ya mbk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nice Post...
      Mampir juga ya ke Blog :
      ramdanieka.blogspot.com

      (Jangan Lupa join Friendship)

      Terima Kasih...
      :)

      Hapus

Yang copas tulisan di blog saya, mohon sertakan link ya....thx...