SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, UNTAIAN SEDERHANA NAMUN SARAT MAKNA

Jumat, 12 November 2010

Menjadi bidadari dunia dan surga




Maha suci Allah, yang telah menciptakan makhluknya begitu sempurna. Hanya kalimat tersebut yang bisa tertulis untuk memulai pembahasan ini. 

Gambaran bidadari dalam al qur’an : 
 
Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 48-49 ;
Qs. Shaad [38]: 52 ;
Qs. Ar rahmaan:56, 70, 74, 72, 76
Qs. Ath-Thuur [52]: 20 ;
Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23 ;
Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 35-37

Gambaran bidadari dalam hadits : 

Di surga ada tempat pertemuan para bidadari. Mereka bersuara keras yang tidak pernah terdengar suara seperti itu oleh para makhluk. Mereka berkata ,”Kamilah wanita-wanita yang kekal, kami tidak binasa. Kamilah wanita-wanita yang merasakan kesenangan, maka kami tidak sengsara. Kamilah wanita-wanita yang ridho, maka kami tidak akan marah. Beruntunglah orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya”(HR.tirmidzi)


Diriwayatkan oleh tirmidzi, bahwa rasulullah ditanya tentang asal usul bidadari. Beliau menjawab “dari tiga bahan. Bagian bawahnya dari misik, tengahnya dari ambar, dan atasnya dari kaafur. Rambut dan alis mereka adalah garis cahaya.” 

Peran wanita setelah menikah adalah sebagai hamba Allah, istri, ibu, sebagai anak dan saudara, dan juga sebagai bagian dari masyarakat.
Keinginan para muslimah untuk totalitas, tidak bisa semuanya terpenuhi, dikarenakan keterbatasan yang dimiliki. Karenanya, perlu disusun skala prioritas dalam menjalani tugas dan peran kita sebagai muslimah.

Ada lima prinsip dalam menyusun skala prioritas tersebut :

  1. dilihat dari segi dampak positifnya, untuk urusan akhirat lebih didahulukan daripada urusan dunia
  2. yang wajib lebih didulukan dari yang sunnah
  3. yang kebutuhan lebih didahulukan dari yang keinginan
  4. yang mendesak lebih didahulukan dari yang bisa ditunda
  5. yang penting lebih didahulukan dari yang kurang / tidak penting
Setelah tersusun, kita bisa menatanya laksana juring lingkaran. Besar kecilnya juring tersebut dapat kita ukur sesuai kebutuhan kita akan setiap prioritas kita.
Masalah yang mungkin muncul jika dalam menentukan dan memilah prioritas tersebut apabila kita tidak memiliki kesepahaman dengan suami. Terlebih suami yang memiliki pandangan bahwa setelah menikah, istri menjadi milik suami sepenuhnya. Ini berarti, seorang istri tidak perlu melakukan aktivitas yang lainnya. Namun, memang perlu dicermati dari awal ketika seorang muslimah memilih seorang laki-laki untuk menjadi suaminya, agar tidak terjadi ketimpangan-ketimpangan terlalu jauh yang bisa menyebabkan berkurangnya produktifitas seorang muslimah dalam menjalani perannya.

Untuk menjadi bidadari dalam rumah tangga, seorang muslimah memiliki lima peran, yaitu :
  1. peran sebagai sahabat
  1. peran sebagai motivator
  1. peran sebagai sumber inspirasi (inspiring source)
  1. peran sebagai ibu (ummi)
  1. peran sebagai pemimpin (qiyadah)
Setelah mencermati lima peran tersebut, pilihan tersebut ada pada kita untuk menjalankannya. Tentunya, jika kita berkeinginan untuk menjadi bidadari di surga, kita juga harus punya bekal dengan menjadi manusia terbaik. Manusia yang berpengaruh positif untuk suami dan anak-anaknya.

Ada dua tolak ukur yang dapat digunakan :
  1. khoirunnaasi ahsanuhum khuluqon : yang terbaik akhlaknya
  2. khoirunnaasi anfa’uhum linnaas : yang paling bermanfaat bagi manusia
Contoh konkritnya adalah ibunda siti khodijah (istri pertama nabi)
Point - point yang bisa kita jadikan teladan dari beliau adalah:
  1. wanita yang berkarir melalui perdagangan, dan dengan kesuksesannya tersebut, bisa membantu nabi menyokong perekonomian untuk kepentingan dakwah
  2. beriman disaat orang lain belum beriman
  3. mendidik dan merawat anak-anak dengan baik, dan dalam keimanan pada Allah
  4. rela dan setia mendampingi nabi disaat tersulit sekalipun tanpa berkeluh kesah
  5. sangat mencintai dan menghormati suami, walau usia nabi lebih muda, dan ibunda khodijah lebih berharta daripada nabi
  6. taat dalam beribadah dan senang membantu sesama
Semoga Allah memudahkan dan meridhoi kita dalam menjalani peran – peran tersebut (di dunia) untuk bekal kita kelak di akhirat. Sehingga posisi bidadari surga kelak dapat kita miliki, aamiin. Wallahu a’lam

Referensi : Al qur’an
Buku Membangun generasi bertinta emas, Dr. Maryati
Artikel – artikel Internet
Majalah Ummi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang copas tulisan di blog saya, mohon sertakan link ya....thx...